Jumat, 06 Februari 2015

Sony Vegas Pro 13 full version adalah software editing terbaru dari sony yang dapat anda gunakan untuk melakukan editing video atau film dengan sangat detail dan hasil yang menakjubkan. Anda akan mendapatka Sony Vegas Pro Full Version di gigapurbalingga ini dengan gratis karena kami sudah menyediakan patch dan keygen yang dapat anda gunakan untuk mengaktifkan software keren ini dengan gratis dan mudah. Jika anda belum bisa menggunakan patch Sony Vegas Pro 13 ini juga tidak perlu khawatir, karena di bawah nanti akan kami jelaskan dengan lengkap tentang cara instalasi Sony Vegas Pro full version ini disertai dengan gambar juga agar anda dapat lebih mudah memahami cara mengaktifkan Sony Vegas Pro 13 ini dengan gratis.
Kembali ke topik Sony Vegas Pro 13 ini. Anda para editing video atau audio pasti sudah mengetahui software editing yang satu ini bukan? Ya benar dengan menggunakan Sony Vegas Pro Full ini anda dapat mengedit sebuah video yang biasa menjadi sebuah video yang sangat luar biasa dengan dukungan berbagai macam alat editing yang ada di dalam software Sony Vegas Pro ini. Selain untuk mengedit video, software editing ini juga dapat anda gunakan untuk mengedit file audio sehingga hasil video anda akan lebih mengagumkan lagi dengan tambahan audio hasil dari editing anda.
Sony Vegas Pro 13.0.290 x64 Full Version Included Keygen and Pacth1
Anda dapat download dengan gratis Sony Vegas Pro 13 full version ini di gigapurbalingga. Jadi tunggu apalgi, segera download software editing video dan audio ini sekarang juga.
Some features of Sony Vegas Pro 13 Full Version:
  • New as default text with the text plugin
  • Use fixing plug-in software
  • Ability to edit video with sophisticated tools
  • Excellent quality sound recording capabilities
  • Ability to make HD-quality videos
  • Add 3D Depth Control Panel
  • Speed ​​up video processing
  • Support for NVIDIA 3D
Minimum System Requirements:
  • Windows ® 7, 8, or 8.1 operating system (64-bit)
  • 2 GHz processor (multicore or multiprocessor CPU recommended for HD or stereoscopic 3D; 8 cores recommended for 4K)
  • 1 GB drive space for program installation
  • SSD or high-speed multi-disk RAID for 4K media
  • 4 GB RAM (8 GB recommended; 16 GB recommended for 4K)
  • OHCI-compatible IEEE-1394DV card (for DV and HDV capture and print-to-tape)
  • USB 2.0 connection (for importing from AVCHD, XDCAM EX, NXCAM, or DVD camcorders)
  • Windows-compatible sound card
  • DVD-ROM drive (for installation from a DVD only)
  • Supported CD-recordable drive (for CD burning only)
  • Supported DVD-recordable drive (for DVD burning only)
  • Supported BD-R/-RE drive (for Blu-ray Disc ™ burning only)
  • GPU-accelerated video processing and rendering requires an OpenCL ™-supported NVIDIA ®, AMD / ATI ™, or Intel ® GPU with 512MB memory; 1GB for 4K.
  • Microsoft. NET Framework 4.0
  • Apple ® QuickTime ® 7.1.6 or later for reading and writing QuickTime files
Cara Instal Sony Vegas Pro 13 menggunakan patch dan keygen
  1. Instal software Sony Vegas Pro 13
  2. Jalankan keygen dengan cara klik kanan lalu pilih run as administrator. Pastikan pada bagian product name terpilih nama sony vegas pro 13. Jika belum maka klik tanda panah dan pilih sony vegas pro 13
    Cara Instalasi Sony Vegas Pro 13
  3. Klik Patch dan pilih C:\program files\sony\vegas pro 13.0 lalu klik ok
    Cara Instal Sony Vegas Pro 13
  4. Kemudian setelah itu agan pilih C:\program files (x86)\Sony\Shared Plugin-Ins lalu klik ok
    Cara Instal Sony Vegas Pro 131
  5. Jika berhasil akan muncul notifikasi patch sukses lalu klik saja ok
  6. Kini tinggal ke langkah selanjutnya. anda klik tombol “Generate” tetapi jangan ditutup keygennya. Biarkan saja keygen tetap berjalan.
  7. Sekarang jalankan sony Vegas Pro 13 yang sudah anda instal lalu klik next
    Cara Instal Sony Vegas Pro 133
  8. Anda akan di bawa ke halaman selanjutnya dimana anda harus mengisikan serial number ke softwarenya. Anda copy pastekan serial yang ada di keygen ke instalasi software sony vegas pro 13
    Cara Instal Sony Vegas Pro 133
  9. Klik Next lalu anda akan di bawa ke halaman selanjutnya. Disini anda pilih “register from another computer” lalu klik next dan lakukan langkah selanjutnya seperti gambar di bawah ini.
    Cara Instal Sony Vegas Pro 134 Cara Instal Sony Vegas Pro 135 Cara Instal Sony Vegas Pro 136 Cara Instal Sony Vegas Pro 137 Cara Instal Sony Vegas Pro 138
  10. Lalu setelah anda melewati semua langkah di atas. langkah terakhir adalah anda diharuskan memasukkan authentication code untuk software ini. Anda ambil authentication code dari keygen tadi dan copy pastekan ke sony vegas pro 13 ini.
    Cara Instal Sony Vegas Pro 139
  11. Klik Finish dan selamat kini anda mempunyai sony vegas pro 13 full version dengan gratis
Mudah bukan cara instal sony vegas pro 13 menggunakan patch agar anda mendapatkan sony vegas pro full dengan gratis. Kini silahkan anda download sofwtarenya pada link di bawah ini.
Link Download
Single Link
[sociallocker]
FireDrive
MirrorCreator
[/sociallocker]
100 Mb Links
MirrorCreator

Sony Vegas Pro 13.0.290 x64 Full Version Included Keygen and Pacth
 
 

Kamis, 29 Januari 2015

PLANTAE - TUMBUHAN LUMUT




TUMBUHAN LUMUT
( BRYOPHYTA )
 

Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)

Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)- Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yang bisa dengan mudah kita perhatikan dengan mata kita. Dalam tulisan ini akan digambarkan ciri-ciri umum tumbuhan lumut atau bryopyta. Berikut uraian dari ciri-ciri tumbuhan lumut secara lengkapnya. Bryophyta belum memiliki akar, daun, dan batang yang jelas. Struktur mirip akar pada Bryophyta disebut rhizoid. Rhizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh lumut yang saling berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae.

Ringkasan Ciri-ciri Lumut

Tumbuhan Lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Sudah memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid.
  2. Batang belum mempunyai pembuluh angkut (xylem dan floem)
  3. Sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
  4. Mempunyai lapisan pelindung (kutikula dan gametangia)
  5. Terdapat gametangium (alat kelamin) yaitu antheridium dan arkegonium. Antheridium adalah alat kelamin jantan yang menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium adalah alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur (ovum).
  6. Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
  7. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
  8. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
  9. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
  10. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
  11. Dinding sel tersusun atas sellulose.
  12. Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.
  13. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
  14. Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.
  15. Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
  16. Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
  17. Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
  18. Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Pada waktu berkembang biak, lumut masih memerlukan air, sperma memiliki flagela dan harus berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada beberapa spesies lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut dapat hidup di gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut tertentu yang memiliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air mengalir pada permukaan hamparan lumut, air akan meresap dan menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu, habitat yang umum untuk lumut adalah yang teduh dan lembap. Lumut dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan di atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya 1-2 cm, paling tinggi umumnya kurang dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan (generasi) haploid dan diploid.
Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit (Gambar 1).


Gambar 1
 (a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut (Gambar 6.3).
siklus hidup lumut Bryophyta
Gambar 2
 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita menyebut “lumut” untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Tumbuhan lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun, tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah akar, batang dan daun sejati. Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan dari thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Bagian yang menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa selapis sel berbentuk halus dan tumbuh ke arah bawah dari pangkal batangnya. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan diri di tempat hidupnya dan untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.

Gambar tumbuhan lumut Bryophyta
Gambar Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan tropis merupakan habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia memiliki iklim tropis dan memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas, sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota Bryophyta. Kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta terdapat di Indonesia yang terdiri atas golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.

Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas lumut yaitu lumut hati (Hepaticeae) dan lumut daun (Musci) tetapi hasil penelitian terbaru dibagi menjadi tiga yaitu Briofita (Lumut Sejati), Hepaticeae (Lumut Hati) dan Herecofita (Lumut Tanduk). Berikut akan dibahas mengenai ketiga jenis lumut tersebut.

1.        Briofita (Lumut Sejati atau Lumut Daun)
Disebut lumut daun karena pada jenis ini lumut telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak diumpai sehingga paling banyak dikenal. Kelas Briofita merupakan kelas paling besar dan tinggi tingkatan perkembangbiakkannya diantara ketiga kelas Bryophyta karena baik gametofit maupun sporofofitnya mempunyai bagian – bagian yang lebih kompleks..
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Siklus hidup lumut daun mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.

Ciri – ciri dari Briofita :
  1. Protonema berbentuk daun kecil dan tiap protonema hanya akan membentuk satu gametopora.
  2. Gametofora terdiri dari batang – batang yang bercabang dengan daun – daun dan gametofora tidak mempunyai rizoid.
  3. Sporangium mempunyai kaki yang lebar serta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul dan tidak terdapat peristom pada kapsul.
  4. Fase dominannya adalah berupa fase gametofit
  5. Akarnya belum berupa akar namun masih berupa rhizoid
Lumut daun pada umumnya dapat tumbuh di atas tanah – tanah gundul yang periodik mengalami masa kekeringan bahkan di atas pasir yang dapat bergerak pun dapat tumbuh. Lumut – lumut ini juga dapat kita jumpai diantara rumput – rumput, di atas batu cadas, pada batang pohon dan cabang – cabang pohon, dirawa- rawa tetapi jarang di dalam air.
Tubuh tersusun dari sumbu (batang), daun dan rhizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 – 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks dan silinder pusat. Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporongium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul (Misher et al, 2003) Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria sp, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum sp (lumut gambut).

  Leucobryum glaucum

 Polytrichum juniperinum


 Sphagnum  fimbriatum

2.        Hepatofita (Lumut Hati )
Disebut sebagai lumut hati karena memiliki bentuk yang menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah – tanah yang cukup basah. Dalam lumut hati dibagi menjadi dua yaitu lumut hati jantan dan lumut hati betina yang masing – masingnya menghasilkan anteridium dan arkegonium. Seperti halnya pada lumut daun (Biofita) yang mengalami pergiliran keturunan lumut hati juga mengalami pergilirian keturunan (metagenesis).
Ciri – ciri dari Hepatofita :
  1. Gametofit bewarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdiferensiasi atas batang dan daun – daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rhizoid.
  2. Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
  3. Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada kolumella.
Contoh spesies dari Hepatofita yaitu Marchantia Polymorpha.






 
 3.        Herecofita / Anthoceropsida (Lumut Tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Anthoceropsida atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan sporofit indeterminate dan berklorofil. Berbeda dengan Bryophyta lainnya, sel-sel talus Anthocerpsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing selnya.  Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul (Hasan dan Ariyanti, 2004). Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.

Ciri – ciri Anthoceropsida :
  1. Gametofit berbentuk lembaran
  2. Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas seperti tanduk
  3. Di dalam tanduk dihasilkan spora
  4. Struktur anatomi talus homogen dan tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
  5. Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul
  6. Spore berkecambah tidak membentuk protonema
  7. Perkembangbiakkan aseksual sama dengan lumut hati.
Contoh dari spesies Anthoceropsida adalah Anthoceros leavis.



REPRODUKSI/METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT


Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.

Gambar 1.5 Metagenesis pada tumbuhan lumut.

 



Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.


sumber: http://littleboss-smada.blogspot.com/2014/03/plantae-tumbuhan-lumut.html
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (Lumut hati), kelas Anthocerotopsida (Lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (Lumut sejati). Ketiga klasifikasi tersebut akan kita uraikan masing-masing dalam penjelasan berikut ini beserta dengan gambarnya.
1.      KELAS HEPATICOPSIDA (LUMUT HATI)
Kelas Hepaticopsida meliputi 300 genus dan 6.000 spesies yang umumnya terdapat di daerah tropis dan daerah beriklim basah. Secara umum, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Jugermanniidae yang berdaun dan Marchabtiopsida yang bertalus.
a.      Kelompok Jugermanniidae
Kelompok lumut hati berdaun terlihat sangat mirip dengan lumut pada umumnya. Jenis lumut ini mempunyai daun yang lebih sederhana dari lumut dan tidak memiliki tulang tengah yang disebut costa. Tangkai dari sporofitnya berwarna transparan (bening) sampai ke arah putih. Sporofit dari lumut hati mempunyai struktur sederhana yang terdiri atas kaki yang melekat pada gametofit dan suatu kapsul. Kapsulnya biasanya berwarna hitam dan berbentuk telur. Salah satu contoh jenis lumut hati berdaun adalah Scapania sp. 
Scapania sp.
(sumber gambar : bryophytes.plant.siu.edu)
     












 b.      Kelompok Marchantiopsida
Kelompok lumut hati bertalus lebih mudah ditemukan daripada lumut hati berdaun dan strukturnya berbentuk talus. Gametofitnya pipih, berwarna hijau dan berbentuk seperti rajutan berpilin. Pada saat gametofitnya tumbuh subur dan siap menghasilkan generasi sporofitnya, tumbuhan ini dapat tumbuh seperti struktur berbentuk payung berwarna hijau yang disebut carpocephalum. Sporofit tumbuh di bawah struktur payung tersebut dan sering sekali terlindung dari penglihatan. 
Ada dua struktur payung, yaitu payung yang tepinya rata yang menunjukkan anteridium dan payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya yang menunjukkan arkegonium. tahap ini merupakan tahap reproduksi generatif. Sementara itu, reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma atau kuncup. Salah satu contoh jenis lumut hati bertalus adalah Asterella Californica.
Asterella california
(sumber gambar : nathistoc.bio.uci.edu)
Marchantia polymorpha
(sumber gambar : forestis.rsvs.ulaval.ca)
2.      KELAS ANTHOCEROTOPSIDA (LUMUT TANDUK)
Lumut tanduk tidak menghasilkan spora dalam kapsul di ujung tangkai, melainkan di dalam tangkai berbentuk seperti tanduk berwarna hijau. Di bawah pengamatan mikroskop, sel lumut tanduk terlihat agak berbeda dengan jenis lumut yang lain. Lumut tanduk memiliki satu kloroplas besar dalam setiap selnya. Tumbuhan lumut jenis lain biasanya mempunyai kloroplas kecil dalam setiap selnya. Salah satu contoh lumut tanduk adalah Anthoceros sp.
Anthoceros sp.
(sumber gambar : forestis.rsvs.ulaval.ca)

3.      KELAS BRYOPSIDA (LUMUT SEJATI/LUMUT DAUN)
Lumut sejati/lumut daun terdiri atas tangkai yang panjang dan kecil serta daun, tapi semuanya tidak memiliki jaringan pembuluh. Gigi peristom merupakan ciri khusus dari lumut sejati, yaitu organ yang terletak di ujung tangkai gametofit untuk melepaskan spora. Beberapa contoh spesies lumut sejati yaitu Hommolathecium natalli, Sphagnum (lumut janggut), dan Polytrichum.

Sphagnum sp. (Lumut janggut)
(sumber gambar : sevcikphoto.com)
Polytrichum sp.
(sumber gambar : sevcikphoto.com)
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu kelas Psilophytinae (Paku purba), kelas Lycopodiinae (Paku kawat), kelas Equisetinae (Paku ekor kuda), dan kelas Filicinae (Paku sejati). Keempat  klasifikasi tersebut akan kita uraikan masing-masing dalam penjelasan berikut ini beserta dengan gambarnya.
1.      KELAS PSILOPHYTINAE (PAKU PURBA)
Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis, Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati, Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik, Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut, Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis, Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Contoh tumbuhan paku purba yaitu : Paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan Paku purba berdaun kecil (Psilotum).
Psilotum sp.
(sumber gambar : en.wikipedia.org)
2.      KELAS LYCOPODIINAE (PAKU KAWAT)
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis, Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah, Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati, Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat, Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang, Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah.
Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.). Perhatikan Gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Lycopodium dendroideum 
(Wikimedia Commons)
Gambar 6. Selaginella canaliculata
 (Wikimedia Commons)
3.      KELAS EQUISETINAE (PAKU EKOR KUDA)
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum, Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis, Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m, Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati, Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik, Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda, Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika.
Gambar 7. Paku ekor kuda (Equisetum debile)
4.      KELAS FILICINAE (PAKU SEJATI)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat, Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis, Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae, Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati, Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah, Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang, Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsilea crenata). Perhatikan Gambar 8 dan 9.
Gambar 8. Marsilea crenata 
(Wikimedia Commons)
Gambar 9. Asplenium nidus
 (Wikimedia Commons)
Pakis (Polystichum setiferum)
(Wikimedia Commons)


Azolla sp.
(sumber gambar : en.wikipedia.org)
Paku tiang ( Cyathea medullaris)
(Wikimedia Commons)
SUMBER REFERENSI :
Santoso, Imam. 2007. Biologi - Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi : Interplus.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/tumbuhan-paku-pterydophyta-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-jenis-contoh.html#ixzz2xDq1p6jY
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!